Mengapa Kota Baku Azerbaijan Dipilih PBB Sebagai Tuan Rumah COP29?
KOTA BAKU AZERBAIJAN dipilih PBB sebagai tuan rumah pertemuan negara-negara anggota Perubahan Iklim PBB, COP29. Terpilihnya Kota Baku Azerbaijan ini menimbulkan pro kontra dari aktivis lingkungan dunia.
Pasalnya, Azerbaijan sebagai tuan rumah COP29 mempunyai ketergantungan tinggi pada industri bahan bakar fosil dan Barat melihat ada catatan hak asasi manusia yang buruk.
Banyak aktivis lingkungan dan ilmuwan iklim mempertanyakan kesesuaian negara ini untuk memimpin diskusi tentang perubahan iklim ketika mereka masih sangat bergantung pada produksi minyak dan gas.
PBB menjelaskan tempat penyelenggaraan COP bergilir di antara lima kelompok regional di PBB: Afrika, Asia-Pasifik, Amerika Latin dan Karibia, Eropa Barat dan Lainnya (termasuk Amerika Utara dan Australia) dan Eropa Timur.
Kali ini giliran Eropa Timur. Bulgaria telah menyatakan minatnya menjadi tuan rumah COP29, namun hal itu ditolak Rusia karena Bulgaria merupakan anggota Uni Eropa. Oleh karena itu, Azerbaijan adalah satu-satunya pilihan konsensus.
Dalam penjelasannya, PBB dan Eropa mengungkap sejumlah alasan pemilihan Kota Baku di Azerbaijan sebagai tuan rumah pertemuan COP29. Alasan-alasan itu antara lain:
1. Konteks Kebutuhan Diversifikasi Energi Eropa
Azerbaijan dipilih sebagai tuan rumah COP29 dalam konteks kebutuhan Uni Eropa untuk diversifikasi sumber energi mereka, terutama setelah ketegangan yang meningkat dengan Rusia.
Negara ini memiliki cadangan minyak dan gas yang signifikan, menjadikannya sebagai salah satu pemasok utama energi bagi Eropa.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menekankan akan terus meningkatkan produksi gas untuk memenuhi permintaan Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa Azerbaijan memiliki peran strategis dalam penyediaan energi yang diperlukan oleh negara-negara Eropa.
2. Komitmen Terhadap Perubahan Iklim
Meskipun Azerbaijan adalah produsen minyak dan gas, negara ini juga berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Target pengurangan emisi sebesar 35 persen pada tahun 2030 dibandingkan dengan tingkat emisi pada tahun 1990 menunjukkan niat Azerbaijan untuk berkontribusi terhadap upaya global dalam memerangi perubahan iklim.
Penunjukan Azerbaijan sebagai tuan rumah KTT iklim dapat dilihat sebagai kesempatan bagi negara ini untuk menunjukkan komitmennya terhadap agenda hijau di tengah ketergantungan pada bahan bakar fosil.
3. Kesempatan untuk Memperbarui Komitmen Iklim
COP29 menjadi platform bagi Azerbaijan untuk memperbarui komitmen iklim nasionalnya (NDC). Menteri Ekologi dan Sumber Daya Alam Azerbaijan menyatakan bahwa pertemuan ini bukan hanya kesempatan bagi negara mereka tetapi juga bagi semua negara lain untuk mempersiapkan dan mengumumkan NDC yang diperbaharui.
Ini mencerminkan harapan bahwa konferensi tersebut dapat menghasilkan langkah-langkah konkret menuju pengurangan emisi dan transisi ke sumber energi yang lebih bersih.
4. Dukungan Internasional dan Diplomasi Energi
Penunjukan Azerbaijan sebagai tuan rumah juga didorong oleh dukungan internasional, termasuk dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat, yang melihat Azerbaijan sebagai mitra strategis dalam keamanan energi regional.
Meskipun ada kritik terkait catatan hak asasi manusia di Azerbaijan, kepentingan geopolitik sering kali mendominasi keputusan semacam ini, terutama ketika melibatkan penyediaan energi kepada Eropa.